Brakk...! pintu utama rumah Wiji Siswosuwito (64) Kampung Tempel, Rt 04
Rw 04, Kelurahan Bulurejo, Kecamatan Gondangrejo, Karanganyar, didobrak
orang. Wiji yang tidur terlelap pun tersentak sebab mandapati orang
masuk ke dalam rumahnya sambil mengacungkan senjata.
Kejadian itu berlangsung tengah malam, Wiji yang berada di dalam kamar yang pintunya terbuka langsung dibekap, awalnya tangan Wiji sempat berusaha berontak dan menepis senjata yang diarahkan kepadanya, namun usaha itu sia-sia, umur yang renta tak mampu melawan sekelompok orang yang semula dianggap Wiji adalah kawanan rampok yang ingin mengasak harta bendanya.
Malam itu dia tak tahu, sekelompok orang yang sempat mengikat tangannya menggunakan lakban itu ternyata anggota Densus 88, yang sedang mencari keberadaan menantunya BS (22), suami dari anaknya Retno Setyorini (29). Akibat aksi itu, Wiji mengalami beberapa luka di bagian wajah lantaran benturan dan harus dibawa ke rumah sakit,
Setelah berhasil melumpuhkan Wiji, Densus 88 kemudian mendobrak pintu kamar BS dan istrinya. Pintu tersebut sekarang dalam kondisi berlubang akibat didobrak. Kemudian BS ditangkap dengan memborgol menggunakan lakban. Dia dibawa keluar, sembari para petugas membawa sebuah tas hitam yang berada di dalam kamar.
Setelah itu, Wiji yang masih diikat kemudian ditolong, dia dibawa ke puskesmas Gondangrejo dan mendapatkan jahitan dilukanya. Setelah pulang, dia mengeluhkan pusing kepala, lalu dibawa ke Dr Oen Solo.
Kejadian itu berlangsung tengah malam, Wiji yang berada di dalam kamar yang pintunya terbuka langsung dibekap, awalnya tangan Wiji sempat berusaha berontak dan menepis senjata yang diarahkan kepadanya, namun usaha itu sia-sia, umur yang renta tak mampu melawan sekelompok orang yang semula dianggap Wiji adalah kawanan rampok yang ingin mengasak harta bendanya.
Malam itu dia tak tahu, sekelompok orang yang sempat mengikat tangannya menggunakan lakban itu ternyata anggota Densus 88, yang sedang mencari keberadaan menantunya BS (22), suami dari anaknya Retno Setyorini (29). Akibat aksi itu, Wiji mengalami beberapa luka di bagian wajah lantaran benturan dan harus dibawa ke rumah sakit,
Setelah berhasil melumpuhkan Wiji, Densus 88 kemudian mendobrak pintu kamar BS dan istrinya. Pintu tersebut sekarang dalam kondisi berlubang akibat didobrak. Kemudian BS ditangkap dengan memborgol menggunakan lakban. Dia dibawa keluar, sembari para petugas membawa sebuah tas hitam yang berada di dalam kamar.
Setelah itu, Wiji yang masih diikat kemudian ditolong, dia dibawa ke puskesmas Gondangrejo dan mendapatkan jahitan dilukanya. Setelah pulang, dia mengeluhkan pusing kepala, lalu dibawa ke Dr Oen Solo.
Dari hasil pemeriksaan, pusing tersebut diakibatkan karena benturan saat bergumul dengan densus. Untungnya hasil scan kepalanya dinyatakan normal dan dinyatakan boleh untuk rawat jalan.
Cerita itu adalah keterangan dari Subagyo (48), adik bungsu Wiji kepada Tribun Jogja, saat malam pengrebekan, dirinya sedang tidur. Kemudian dibangunkan oleh istrinya lantaran mendengar suara pengerebekan itu, setelah dibawa pergi, Rini istri dari BS bercerita kepada Subagyo.
Di tengah keluarga, BS dikenal memiliki kharakter yang pendiam. Meskipun setiap hari rajin pulang ke rumah mertuanya tersebut, namun waktu pulangnya menentu dan selalu malam.
Sedangkan pekerjaan BS itu menjual produk minuman tradisional ke warung-warung, setelah berhenti bekerja di sebuah perusahaan makanan sebelum lebaran lalu.
“Dia orangnya pendiam. Kalau ketemu dengan warga lain juga menyapa. Rajin salat dan cukup sering datang di pertemuan bapak-bapak RT sini. Katanya dia bekerja mengedarkan minuman wedang uwuh ke warung hik,” ucap anak Subagyo, Wahyu Sasongko.
Namun di lingkungan kampung tersebut, masyarakan mengenal bayu sebagai sosok yang jarang bertandang ke sanak saudara istrinya dan tetangga di kampung itu. Selain itu, dia selalu pulang pada malam hari.(sumber referensi bacaan)