Model atom yang dikemukakan oleh Joseph John Thompson mempunyai
banyak kelemahan, demikian pula dengan model atom yang dikemukakan oleh
Ernest Rutherford. Model atom Rutherford tidak dapat menjelaskan alasan
mengapa elektron tidak dapat jatuh kedalam inti. Fisika klasik
menyatakan bahwa apabila terdapat suatu partikel bermuatan yang bergerak
menurut lintsan lengkung maka energinya akan hilang dalam bentuk
radiasi. Pernyataan fisika klasik ini menjadi persoalan bagi model atom
yang dikemukakan oleh Rutherford karena jika elektron bergerak
mengelilingi inti, maka elektron akan kehilangan energinya dan energi
kinetik elektron akan terus berkurang. Gaya tarik inti atom terhadap
elektron akan menjadi lebih besar daripada gaya sentrifugal lintasan
elektron dan menyebabkan lintasan menjadi spiral dan akhirnya elektron
jatuh kedalam inti atom. Apabila elektron jatuh kedalam inti atom, maka
atom menjadi tak stabil. Hal ini bententangan dengan pernyataan umum
bahwa atom stabil.
Spektrum garis
Menurut Max Planck radiasi elektromagnetik bersifat diskontinyu atau dalam bentuk kuanta. Diskontinyuitas radiasi elektromagnetik dikuatkan oleh efek fotolistrik yang dikembangkan oleh Albert Einstein. Sedangkan kuantisasi/kuanta energi digunakan oleh Niels Bohr dalam momentum sudut elektron untuk pengembangan teorinya tentang atom hidrogen.Apabila berkas cahaya polikromatis seperti lampu listrik dan sinar matahari dilewatkan melalui prisma maka akan diperoleh spektrum kontinyu yang terdiri dari berbagai warna penyusunnya. Spektrum garis dihasilkan apabila sumber cahaya polikromatik seperti lampu listrik dan sinar matahari diganti oleh busur listrik berisi gas hidrogen maka akan dihasilkan spektrum yang tidak kontinyu. Spektrum yang tidak kontinyu berupa sederetan garis berwarna yang disebut spektrum garis tak kontinyu.
Spektrum garis didapat dengan cara sebagai berikut:
- Zat yang diselidiki spektrumnya diuapkan pada temperatur tinggi
- Uap yang terbentuk diletakkan diantara dua elektroda grafit
- Listrik bertegangan tinggi dialirkan melalui elektroda grafit
Teori Bohr
Seperti telah diketahui bahwa menurut Max Planck radiasi elektromagnetik bersifat diskontinyu atau dalam bentuk kuanta. Max Planck menurunkan persamaan untuk pernyataan tersebut sebagai berikut:Pernyataan tersebut bertentangan dengan pandangan fisika klasik yang mengemukakan bahwa energi bersifat kontinyu.
Untuk mengatasi perbedaan tersebut, Niels Bohr melakukan penelitian dan mencoba menjelaskan dengan pendekatan pemecahan spektrum garis hidrogen. Bohr menggunakan pendekatan Max Planck untuk menjelaskan spektrum garis hidrogen.
Beberapa hasil penelitian Bohr diantara adalah
- Elektron mengorbit pada lintasan tertentu dan dengan tingkat energi tertentu
- Lintasan orbit elektron berbentuk lingkaran dan disebut kulit
- Momentum sudut elektron yang mengorbit berharga kelipatan . Setiap elektron yang mengorbit mempunyai momentum sudut sebesar yang merupakan bilangan bulat positif dan disebut sebagai bilangan kuantum utama.
- Energi elektron berbanding terbalik dengan lintasan (kulit)
- Keadaan paling stabil adalah pada saat n = 1 yakni ketika elektron memiliki energi paling minimal
- Elektron berada dalam keadaan stasioner, tidak memancarkan dan menyerap energi, ketika elektron megorbit mengelilingi inti atom.
Teori Bohr berhasil menjelaskan spektrum garis atom hidrogen dan ion-ion berelektron tunggal seperti 2He+ dan 3Li2+. Akan tetapi teori Bohr juga masih menunjukkan kelemahan yaitu tidak mampu menjelaskan spektrum garis atom berelektron banyak dan sifat spektrum garis dalam medan magnet serta tidak dapa menjelaskan garis-garis halus spektrum garis atom hidrogen.
Contoh soal:
Berapakah energi sinar laser dengan panjang gelombang 780nm.
Konfigurasi elektron
Susunan elektron dalam atom dapat dijelaskan menggunakan konfigurasi elektron. Penyusunan elektron dalam atom didasarkan pada teori-teori berikut:- Teori dualisme gelombang partikel yang dikemukakan oleh de Broglie pada tahun 1924. Teori ini menyatakan bahwa elektron dalam atom bersifat gelombang dan partikel.
- Azas ketidakpastian yang dikemukakan oleh Heisenberg pada tahun 1927. Teori ini menyatakan bahwa posisi dan momentum partikel tidak dapat ditentukan secara pasti dalam waktu bersamaan. Teori ini menyiratkan bahwa lintasan elektron tidak berbentuk lingkaran.
- Teori persamaan gelombang yang dikemukakan oleh ErwinSchrodinger. Teori ini dapat menerangkan pergerakan partikel-pertikel mikroskopik termasuk elektron.
Jumlah maksimum elektron dalam kulit tertentu sebesar 2n2 dengan n adalah nomor kulit. Pengisian elektron dimulai pada kulit dengan tingkat energi terendah yaitu kulit pertama atau kulit K yang dilanjutkan dengan kulit L, M, N dan seterusnya. Pengisian dilakukan dengan pengisian maksimum terlebih dahulu untuk tiap kulit. Apabila terdapat 18 elektron maka elektron akan mengisi kulit K sebanyak 2 yang dilanjutkan dengan pengisian kulit L sebanyak 8 elektron dan diakhiri dengan pengisian kulit L sebanyak 8 elektron.
Elektron valensi merupakan jumlah elektron yang terdapat pada kulit terluar suatu atom unsur. Ikatan kimia dapat terbentuk dengan memanfaatkan atau menggunakan elektron valensi sehingga elektron valensi dapat dikatakan merupakan penentu sifat kimia atom unsur.
Contoh soal:
Tuliskan konfigurasi elektron C (Z=6).
Jawab:
Konfigurasi elektron C = [K = 2, L = 6]
Contoh soal:
Berapakah jumlah elektron maksiumum yang dapat menempati kulit O (n=5)?
Jawab:
Jumlah elektron di kulit O (n=5) = 2(2)5 = 64 elektron.(ditulis oleh Ratna dkk referensi sumber bacaan online) Nah kurang lebih seperti itulah referensi, artikel, review seputar Elektron Dalam Atom - Pelajaran Kimia Kelas X. Jika informasi seputar Elektron Dalam Atom - Pelajaran Kimia Kelas X ini bermanfaat bagi kalian semua, jangan sungkan berbagi dengan teman teman kalian di Facebook, Twitter dan google plus. Admin Kliping Kita