Berbicara tentang cerpen sedih, hari ini kliping kita pengen share cerpen cinta sedih yang berjudul "END"
“ Mata indah itu masih bisa untuk aku tatap……..
Senyuman manis itu masih bisa ku lihat………
Suara merdu itu masih bisa ku dengar……….
Tapi apakah hati itu masih bisa untuk aku miliki…?”
Aku menatap sosok pria yang kini duduk dihadapanku.
Menatapnya yang kini juga sedang menatapku dengan tatapan yang sulit
untuk diartikan. Sejak pertemuan kami lima menit yang lalu di Café ini
kami belum mengeluarkan sepatah katapun. Aku dan dia hanya terdiam dan
sibuk dengan pikiran kami masing-masing. Aku mencoba untuk mentralisir
perasaanku, mencoba menahan air mata yang sejak tadi sudah mendesak
untuk keluar. Aku menundukkan kepalaku sejenak, mencoba untuk menguatkan
hatiku dan memantapkan hatiku sebelum akhirnya aku kembali menatapnya
dan memulai mengeluarkan kata-kata yang ingin aku ungkapkan kepadanya.
“kita………”
“maaf…..” Ucapnya yang sukses membuat perkataanku terhenti. Aku
memandang lekat matanya dan dapat kulihat sebuah penyesalan dan rasa
bersalah sangat terlihat jelas disana.
“untuk apa?kamu tidak berbuat salah kepadaku jadi untuk apa kamu
minta maaf?” Ucapku dan berusaha untuk tersenyum walaupun sebenarnya
aku merasakan sakit yang amat luar biasa di hati ini.
“aku tahu, aku berbuat salah kepadamu dan berhenti untuk
berpura-pura tegar dihadapanku, Shilla” Ucapnya. Dan dapat kulihat kini
rahangnya mengeras menahan amarahnya dan dapat kupastikan kini
tangannya tengah mengepal sempurna untuk menahan emosinya saat ini.
“bukankah sudah kubilang, kamu tidak salah jadi berhenti untuk menyalahkan diri kamu sendiri”
“Shilla……..”
“mulai hari ini kita berakhir” Ucapku lirih yang membuat dia
kini menatapku dengan tatapan tidak percayanya. Kurasakan kini mataku
semakin memanas saat kata-kata itu akhirnya keluar begitu saja dari
mulutku. Kata-kata yang selama dua tahun bersamanya sama sekali tidak
pernah terbesit di otakku untuk aku ucapkan.
“Shilla……” Adit, pria itu kini menggenggam tanganku dengan erat.
“kita masih bisa untuk merubah ini semua, aku bisa membatalkan
pertunanganku dengannya dan kita bisa pergi dari kota ini bahkan negeri
ini. Kita akan memulai semuanya disana, kita akan hidup bahagia disana”
“dan membiarkan keluargamu menderita serta membuat aku dibenci
oleh orang tua angkatku?” Tanyaku yang seketika langsung membuatnya
terdiam. Aku melepaskan genggaman tangannya dan berbarengan dengan itu
air mataku kini jatuh begitu saja membasahi pipiku. “kita harus berakhir
disini Dit, walaupun selama ini aku tidak pernah membayangkan hal ini
akan terjadi pada hubungan kita tapi aku rasa kita harus bisa menerima
takdir ini. Mungkin kita memang tidak di takdirkan untuk bersama” Ucapku
dan memandang lekat wajahnya dengan air mata yang kini semakin menetes
membasahi pipiku. “aku mohon tetap bertunanganlah dengan kak Tania
dengan begitu perusahaan keluargamu akan terselamatkan dan…….”
“dan membiarkan aku menderita dengan ide gila ini?” Ucapnya
tajam yang berhasil membuatku terdiam. Kulihat kini matanya mulai
memerah dan berkaca-kaca.
“bukan hanya kamu yang menderita tapi aku juga, tapi ini memang
sudah jalan yang harus kita tempuh Dit. Bukankah cinta itu tak harus
memiliki?”
“kamu egois” Ucapnya sedikit keras.
“demi kebahagiaan orang banyak biarkan aku tetap egois untuk
kali ini Dit, jadi untuk itu aku mohon lepaskan aku. Hubungan kita
memang harus berakhir sampai disini saja. Terimakasih untuk semuanya
selama 2 tahun ini dan aku berharap kamu bahagia selalu Dit” Ucapku lalu
bangun dari dudukku dan beranjak pergi. Tapi di langkahku yang ke tiga
aku terhenti saat suara itu mengeluarkan kata-kata yang membuat dada ku
ini semakin terasa sesak.
“aku tidak akan bahagia karena kebahagiaanku hanyalah
bersamamu,Shilla” Ucapnya yang membuat air mataku kembali mengalir. Aku
menundukkan kepalaku, mencoba untuk meredam rasa sakit yang kurasakan
saat ini. Mencoba untuk menguatkan hatiku agar aku tidak berbalik dan
memeluknya yang nantinya akan semakin sulit untuk aku bisa
melepaskannya. Aku menghembuskan nafas beratku perlahan sebelum akhirnya
dengan berat hati aku kembali melangkahkan kakiku keluar dari Café ini.
Aku tersenyum miris saat melihat pria yang selama ini aku
cintai itu menyematkan cincin pertunangan ke jari manis seorang wanita
yang selama ini sudah menjadi kakak angkatku. Ya, hari ini adalah hari
pertunangan Adit dan kak Tania. Aku hanya bisa memandangi mereka dengan
tatapan sedihku. Selama ini orang tua angkatku dan orang tua Adit memang
tidak pernah mengetahui mengenai hubungan kita, mereka hanya tahu bahwa
kami hanya sebatas teman atau lebih mudahnya menganggap kami hanya
sebatas kakak dan adik saja. Oleh karena itu, ketika perusahaan keluarga
Adit terkena masalah dan terancam bangkrut dengan senang hati Ayah
angkatku menawarkan diri untuk membantu perusahaan mereka tapi dengan
satu syarat yaitu Adit harus bertunangan dengan kak Tania yang ternyata
sudah memiliki perasaan suka kepada Adit sejak lama. Saat ayah angkatku
memberitahukan hal itu kepada aku dan kak Tania, rasanya aku ingin
berteriak dan menolak mentah-mentah keinginan ayah itu. Tapi aku bisa
apa?bukankah aku hanya seorang anak angkat di keluarga ini?jadi bukankah
seharusnya aku berbalas budi dengan kebaikkan mereka selama ini dan
mungkin ini adalah waktu yang tepat untuk membalas semua kebaikan
keluarga ini kepadaku.
Aku bisa merasakan mataku memanas dan tangan kananku terkepal sempurna.
Mencoba untuk menahan segala rasa sakit, sedih, dan kecewa yang kini
sedang aku rasakan. Aku menengadahkan kepalaku, mencoba untuk menahan
air mata yang sejak tadi sudah mendesak ingin keluar. Tidak, aku tidak
boleh menagis saat ini. Aku harus tetap tersenyum dihadapan mereka
walaupun rasanya dada ini sesak dan hati ini terasa sakit. Aku
menghembuskan nafas beratku perlahan sebelum akhirnya aku memberanikan
diri untuk menghampiri mereka.
Satu langkah….
Dua langkah……
Tiga langkah……
Empat langkah…..
Lima langkah…..
Enam langkah…..
Dan saat aku akan melangkahkan kakiku yang ke tujuh langkah aku
merasakan kakiku melemas dan rasanya tubuh ini sulit untuk di gerakkan
saat mata sendu itu melihatku dan kini menatap lekat tepat di retina
mataku. Ya, Adit kini melihatku dengan tatapan sendunya. Aku berusaha
untuk menguatkan hatiku agar aku tidak goyah dengan tatapan itu. Aku
kembali melangkahkan kakiku untuk menghampiri mereka dan kini akhirnya
aku sudah berada di hadapan mereka.
“Shilla?” Ucap kak Tania dengan senyumnya yang sangat cantik
itu. Aku membalas senyumannya dan dapat kulihat dari ekor mataku kini
Adit sedang melihatku dengan tatapan yang sulit diartikan. “hmmm selamat
ya kak untuk pertunangan kalian?ahhh aku jadi tidak sabar untuk melihat
kalian segera menikah” Ucapku dan berusaha untuk tersenyum di tengah
rasa sakit saat aku mengeluarkan kata-kata itu.
“makasih ya adikku yang manis..” Ucap kak Tania. Aku tersenyum
kepadanya, kini aku mengalihkan pandanganku ke Adit. Aku menatap mata
itu, menatap mata yang selama dua tahun ini menjadi kekasihku dan mulai
detik ini aku hanya bisa menatapnya hanya sebagai calon kakak iparku dan
disaat waktunya tiba nanti aku benar-benar hanya bisa menatapnya
sebagai kakak iparku. Aku mengulas senyum palsu. Ya, hanya sebuah senyum
palsu karena sekarang aku merasakan sakit yang teramat dalam. “selamat”
Ucapku sedikit parau karena aku menahan air mataku yang sudah
benar-benar ingin keluar saat ini. Dia, Adit hanya menganggukan
kepalanya dan setelah itu dia mengalihkan pandangannya kearah lain. Tapi
sangat jelas dapat kulihat kini matanya mulai memerah sama sepertiku.
“ahh kak..aku ambil minum dulu ya?” Ucapku lalu berlalu pergi
meninggalkan mereka secepat mungkin. Dan saat itu, air mata yang sejak
tadi sudah aku tahan kini mengalir membasahi pipiku. Aku segera
menghapus air mataku karena aku tidak ingin orang-orang melihatku
menangis di saat semua orang sedang berbahagia dengan pesta pertunangan
ini.
Ya, semua ini sudah berakhir. Semua harapanku dan angan-anganku
tentang hubunganku dengannya selama dua tahun ini harus berakhir sampai
disini. Aku hanya bisa berdoa semoga ini adalah keputusan yang terbaik
yang aku ambil dan semoga ini adalah sebuah keputusan yang bisa membuat
aku dan dia mendapatkan sebuah kebahagiaan yang lebih dari pada
sebelumnya. Walaupun ini terasa menyakitkan tapi aku yakin Tuhan pasti
akan memberikan sesuatu yang lebih baik dan indah untukku. Bukankah
cinta itu tak harus memiliki?walaupun kini aku dan dia harus berpisah
tapi setidaknya aku masih bisa mencintainya dengan caraku sendiri dan
segera belajar untuk mencintainya hanya sebagai seorang kakak.(cerpenmu.com)
Cerpen Karangan: Apri Dwi Jayanti
Facebook: Apri Dwii Jayanti
Yang Mungkin Menarik Untuk sobat Kliping Baca :
Cerita Lucu Kabar buruk dan kabar baikCerita Lucu Orang buta dan anjingnya
Cerita Lucu Gokil : Pengantin baru
Kumpulan Pantun Konyol Lucu Nah kurang lebih seperti itulah referensi, artikel, review seputar Cerpen Cinta Sedih. Jika informasi seputar Cerpen Cinta Sedih ini bermanfaat bagi kalian semua, jangan sungkan berbagi dengan teman teman kalian di Facebook, Twitter dan google plus. Admin Kliping Kita