Media Informasi dan Kliping Online

bebas bayar, pembayaran mudah dan cepat, transaksi online, pembayaran tagihan dan tiket, transfer dana online

Selasa, 01 Januari 2013

Cerpen Tentang Sekolah

Hi,Selamat datang di blog Kliping kita. sobat kliping, hari ini kami akan memberikan informasi seputar Cerpen Tentang Sekolah untuk kalian semua

 Di pagi ini aku awali dengan segelas teh panas hari ini ku bebas karena tidak ada kelas di ruang mata ini serasa luas letih dan lelah lama lama terkuras teh sudah habis keramuan ku pun pusas. aku berangkat sekolah untuk mengurus acara perpisahan anak kelas IX, selain mengurus acara itu aku juga ingin bertemu dengan teman teman ku terutama dengan seorang yang sangat dekat dengan ku sebelum akhirnya aku berpisah dengan mereka. Saat aku berjalan menuju gerbang sekolah aku bertemu dengan Zuli, Zuli adalah teman satu kelas sekaligus satu sekolah, saat aku mau masuk Zuli menyapa

“ Hai brooo….. apa kabar pagi sekali berang kat nya memang ada acara apa ?”
 “Hai juga sob…, aku datang pagi mau membahas tentang acara perpisahan kita “balasku sambil menghampirinya.
“ Aku kira kamu  mau apel hehehe” balasku.
 “  Ah kamu tu bisa saja , memang kamu ngak di kasih tau sama teman teman yang lain kalo hari ini ada musyawarah membahas acara perpisahan ? dan km juga sedang apa pagi pagi begini tidak pake seragam sudah ada di warung depan sekolah?”

Sekedar informasi: Cerpen Tentang Sekolah yang berjudul "Perpisahaan Akhir Sekolah"ini karya Imania Jefri P. Oh ya.., jangan lupa untuk melirik  Kata Kata Ramadhan dan Sobat kliping juga nantinya bisa melihat Cerpen lucu yang kliping kita pernah publish sebelumnya. Kalau mau baca Kata Kata Mutiara Pendidikan Untuk Murid juga boleh kok. Oke deh.. Selamat melanjutkan membaca ^_^

“ Aku lagi nunggu seseorang”  balas Zuli sambil tersenyum
 “ Aku tau siapa yang kamu tunggu pasti si Difta kan hahaha ayo ngaku saja” balasku sedikit menyindir.
 “ haha kamu itu tau saja, yasudah sana kamu masuk dulu ke sekolah nanti kau menyusul”, balas yuli
“ yasudah aku ke masuk dulu ya sob…” balasku sambil melangkah menuju sekolah.
Setelah sampai di ruangan perundingan ternyata yang baru berngkat cuma aku dan Ana, aku pun menghampiri  Ana yang sedang menulis sesuatu yang ku belum mengetahui tentunya dan aku pun menyapanya
 “ Hai An sedang apa ? kok sendirian ?”,
 “ He’m ni sendirian temenin dong aku gi buat susunan acara perpisahan ni” balasnya sambil tersenyum

“ Oh … perlu bantuan apa ngak ?” balasku
“ tidak usah ni dah hamper selesai kok, eh omong omong band kamu mau menampilkan lagu apa?” balas Ana sambil menoleh
 “yang  pasti sebuah lagu yang kamu suka hehehe” balasku.
 “memangnya lagu apa ci ?” , balas Ana yang penasaran.
 “ ada deh pokoknya….. hehehe” balasku sambil bercanda.
“ ksih tau dong” balasnya dengan wajah yang semakin penasaran .
 “ lagu ini untuk kejutan saat acara perpisahan nanti jadi ku tidak bisa beritau kamu saat ini maaf ya” balasku sambil tersenyum.
“ yah harus nunggu deh, bagaimana tes seleksi di SMA N 1 Batang?” balas Ana dengan ekspresi yang seperti akan kehilangan sesuatu
. “ Alhamdulilah sulit sulit semua hehe” balasku sambil berusaha membuatnya tersenyum.
“aku doakan semoga kamu dapat diterima di smantang” balasnya dengan ekspresi antara senyum bahagia dan tangis kesedihan yang terpancar dari tatapan matanya saat itu, aku hanya dapat membalasya dengan ucapan
 “ terimakasih atas doanya”
karena jika aku bercerita lebih bnyak lagi mkin akan membuatnya sedih jadi aku berusaha berbincang dengan topic yang lain. Setelah berbincang cukup lama teman teman yang lain pun mulai berdatangan satu persatu. Sebelum perundingan  dimulai kami berdoa agar mendapat ide ide yang cemerlang untuk menampilkan acara perpisahan yang sederhana namun sepektakuler, ide demi ide dari otak kami pun mulai tertuang dan sekenario perpisahan pun telagh siap. Akhirnya aku dan teman teman bisa kembali ke rumah, namun aku merasa sedih karena aku harus berpisah dengan salah satu teman yang sangat dekat dengan ku huff… namun tidak apa apa toh besok juga ketemu lagi. sehabis aku pulang dari diskusi atau perudingan tadi aku berkumpul dengan teman teman satu band di warung depan sekolah sembari menunggu guru music kami pulang mengajar, band kami yang terdiri dari seorang pemain ritem yaitu aku sendiri , pemain drum yang dimainkan oleh Zuli, pemain bas yang dimainkan oleh Aditya , seorang melodis yaitu Erik dan seorang vokalis bernama Dita, aku dan teman  persiapan untuk berlatih lagu yang akan di tampilkan pada saat acara perpisahan, kami berdiskusi tentang lagu nasional yang akan ditampilkan, aku mengusulkan
“bagaimana kalau lagunya Coklat yang berjudul Bendera ?”.
 “boleh juga tapi apa kamu tau melodinya” balas Erik sambil minum es cendol .
“ ya kalo aku si Cuma sekedar tau tapi yang lebih tau kan melodisnya hehe…” balasku sambil bercanda.
“ huuu … ya nanti kita diskusikan sama pak hadi guru musik kita” balas Erik.
Jampun sudah menunjukan pukul 01:00 akhirnya waktu yang di nantipun tiba karena pak Hadi telah pulang dari kegiatan belajar mengajar, kamipun langsung menuju studio music di rumahnya pak Hadi, setelah sampai disana aku dan teman mampir dulu di sebuah masjid yang tidak jauh dari rumah pak Hadi disana kami melangsungkan ibadah sholat dzuhur dan berdoa agar latihan kami berjalan lancar tanpa ada halangan suatu apapun. selesai beribadah kami bergegas masuk kedalam studio music, lagu yang pertama aku dan teman teman maikan yaitu lagunya seventeen_jaga selahlu hatimu, lagu itu biasa untuk pemanasan sebelum memaikan lagu inti yang akan kami tampilkan pada saat acara perpisahan besok. Lagu demi lagu lirik demi lirik dan nada demi nada telah kami mainkan dan akhirnya waktu berlatih kami selesai. Langkah demi langkah kami keluar dari ruangan, hati ku terasa berdebar hebat dan rasa takut untuk berpisah dari teman teman karena setelah acara perpisahan ini mungkin aku dan teman teman yang lain akan jarang bertemu. Berpisah untuk mengurusi hidup mereka masing masing namun aku yakin walau kami berpisah teman sejati akan selalu ada di hati dan takakan hilang seperti debu yang terhempas angin . Sebelum kami pulang aku dan teman teman melakukan tos untuk semangat
“ teman teman mari kita berdoa agar di pentas kita besok dapat berjalan lancar, kita tampilkan kemampuan terbaik kita, karena besok adalah acara terakhir kita di sekolah  SKIDAM……..joz joz joz” ujar ku sambil meletakan tangan ku di atas tangan mereka.
            Selimut hitam yang menyelimuti angkasa dan bintang yang bersinar di malam ini seakan enggan untukku menutup mata untuk beristirahat, terlebih lagi sinar bulan yang menyinarkan cahaya indahnya yang seolah olah mengajak ku untuk tidak tidur awal. Aku keluar untuk berkumpul dengan teman satu desa saat aku brjalan menuju rumah Jodi terlihat sosok hitam mirip orang di gang samping rumah teman saya karena saat itu suasananya gelap walaupun bulan bersinar cukup teran namun seolah olah cahayanya tidak sampai di gang itu, semakin ku perhatikan sosok itu semakin aku penasaran untulk melihatnya dengan jelas, perlahan lahan ku dekati bayangan itu dan jantung ku pun berdebar semakin cepat samar samar sosok itu semakin jelas dan saat sosok itu menoleh ke araku ternyata itu adalah Jodi seorang yang akan ku hampiri rumahnya tadi
 “ Hai jod sedang apa kamu disini pake baju hitam hitam segalalagi ” ujarku padanya.
 “ Oh kamu jef aku lagi nunggu kakak ku dia sedang sedang pesen makanan di warung ”balasnya.
 “ Ohh tadi ku mau kerumah kamu tami aku lihat hitam di gang eh malah ternyata kamu,” balasku .
“ Ya sudah ayo kerumahku biyar kakak nanti pulang sendiri” balas Jodi sambil melangkah.
“ Oke … ,teman teman yang lain dimana ? ” balasku sambil berjalan bersamanya.
“ Sudah kumpul dari tadi di rumahku ” balasnya.
Sesampainya di rumah Jodi aku dan teman teman yang lain bermain gitar dan ada yang sedang asyik smsan, tidak dikira waktu telah menunjukan pukul 11.30, sebenarnya masih ingin kumpul kumpul lebih lama lagi namun aku harus istirahat untuk tampil besok.

            Fajar pun tiba suara azan berkumandang seolah memanggilku untuk bangun dari mimpi yang indah menuju kehidupan nyata yang penuh dengan perjuanggan dan tantangan yang selalu menghadang, aku pun bangun dengan semangat baru yang membara dari dalam hati, air wudu yang dingin seolah menusuk kulit dan tulangku tak menghalaniku untuk melakukan ibadah. Seleseai ibadah aku langsung ganti pakaian untuk jogging, udara pagi yang dingin nansejuk  serasa menariku untuk berolahraga pagi, langkah demi langkah yang ku laju dan seberapa jauh jarak yang telah ku temupuh menyadarkanku kaluau perjalanan hidup ini masih panjang dan banyak lika liku dalam kehidupan, bahkan terkadang ada lubang yang sesaat menghentikan laju kita seperti lubang lubang di jalan yang sedang ku lalui, perlu perjuangan dan kemauan yang keras dalam melalui berbagai lubang, lika liku, bahkan naik turunya jalan kehidupan. Detik demi detik dan menit demi menit  yang kulalui tak terasa membuat langkahku terhenti di sebuah lapangan sepak bola dan melihat sang surya  terbit dari sebalah timur , perlahan aku melangkah pulang . Aku pun mulai bersiap siap untuk  acara perpisahan , ku awali dari membersihkan tubuhku dengan mandi pagi. Air yang mengalir membasahi tubuhku menghapus peluh dan rasa lelah yang kurasa, selesai mandi dan bergati baju aku membantu ibu mempersiapkan sarapan untuku dan keluarga, setelah sarapan siap aku, ibu , kakak, dan ayah memulai sarapan bersama, selesai sarapan aku meminta izin dan doa ibu dan ayah
“ Bu ,,, Ayah aku minta doanya supaya acara Perpisahan nanti dapat berjalan dengan lancar tanpa halangan suatu apapun  dan band ku dapat tampil dengan performa terbaik ” ucapku sambil mencium tangan ayah dan ibu .
“ ya nak kami doakan semoga dapat menampilkan yang terbaik” balas ibu sambil tersenyum.
“ terimakasih bu,,,,,,aku berangkat dulu…. Assalamualaikum” balasku sambil bersalaman dengan ibu. Aku berangkat sekolah dengan berjalan kaki karena jarak antara rumahku dengan sekolahan tidak begitu jauh, saat aku hampir sampai aku bertemu dengan Danang, Danang adalah salah satu teman terbaiku , bandnya juga akan menampilkan beberapa lagu di acara perpisahan,
“ Hai Nang bagaimana persiapan band kamu ?” ujarku .
“ Alhamdulilah sudah siap 100% jef, kalo band kamu bagaimana?” balasnya .
“ Tentunya sudah siap walaupun tidak 100%”  balasku.
“ Bagaimana dengan si ana ?,apakah dia masih sedih tentang masalah kamu akan meneruskan di tempat yang lumayan jauh?” balas danang denagn tatapan mata yang menghawatirkan keadaan kami berdua.
“ Kurasa masih sedih soalnya selama tigatahun bersama aku dan dia baru bisa mengenal satu sama lain di kelas tiga ini” balasku aga bngung.

“Oh yasudah nanti kamu selesai perpisahan lebih baik berbicara dengan Ana itung itung pertemuan terakhir…hehe”ujar danang sambil bercanda.
 “Oke nanti aku ketemu sama dia” balasku.

Sesampai di sekolahan aku dan teman teman IX yang lain mempersiapkan perlengkapan acara Perpisahan. Tepat pukul 08.00 acara telah di mulai band ku tampil di urutan ke 5, acara pertama di awali dengan pembukaan sambutan sambutan dan pentas seni tarian tradisional, dan lain sebagainya kini tiba giliran band ku yang tampil sorakan penonton yang meriah seolah menghantam mental kami namun berkat latihan kami yang begitu keras tidak mengentarkan mental kami. Lagu pertama yang kami tampilkan yaitu Coklat dengan judul Bendera setelah memainkan guitar aku tak terasa sedang ada di pangung aku merasa sedang ada di studio tempat biasa aku dan teman teman yang lain berlatih. Akhirnya kami sampai pada lagu terakhir dengan judul Perpisahan Termanis, tidak banyak juga teman  yang meneteskan airmatanya, setelah semuanya selesai aku melihat performa band band lain yang tampil. Dan acara terakhir penutup dari salah satu guru kami yaitu Pak M. Ridwan beliau memberikan motivasi yang sangat berharga untuk kami, acara perpisahan pun selesai aku dan teman teman kelas IX berfoto foto terlebih dahulu sebelum pulang, aku pun mengikuti saran dari Danang untuk berbicara dengan Ana
 “Hai An setelah ini kamu mau meneruskan dimana ?” ujarku 
“ Hai jg aku mau meneruskan yang di SMA 1 Subah, hehe memang kenapa?” balasnya dengan senyum kesedihan.

“ gak papa cuma tanya, oh ya sebentar lagi kan hari ultah kamu, kira kira apa yang kamu inginkan ?”
“ permintaan ku tidak banyak Cuma, ingin menjadi anak yang soleh, berbakti pada orang tua dan menjadi orang sukses…… hehehe, aku tidak bisa membayang kan setelah kita berpisah dan di terima di sekolah kita masing masing aku dan kamu akan jarang bertemu mengurusi kehidupan masing masing dan melupakan semuanya”

“ jika kita jarang bertemu kitakan masih bisa berkomunikasi jarak jauh hehehe, dan aku gak akan melupakan semua tenang kita dan teman teman yang lain, baik itu saat kita tertawa , bercanda , saat duka, bahkan saat kita semua menangis bersama aku tidak akan melupakanya kenangan dari sahabat sahabat terbaiku adalah kenangan yang terindah dan takdapat ku ulang dalam kehidupanku ini jadi ku berusaha untuk tidak  melupakanya semudah itu” balasku sambil sedikit menghiburnya

“ hehe serius sekali huff……, apa kamu yakin ?” balasnya sambil membendung airmata yang akan keluar.
“ ya aku yakin ,,,,, kenapa sedih senyum dong, di saat terakhir ini aku ingin melihat sebuah senyuman bukan sebuah airmata yang menetes, lagipula akhir ini adalah sebuah awal bagi kita yakan…”
“ ni gak nangis si …, sebelum kamu pulang aku ingin memberikan kamu sesuatu, ku tau benda ini bukanlah benda yang mahal harganya namun lihatlah dari ketulusan hatinya oke, aku ingin kamu menyimpanya dan jengan samiapai hilang, jika suatu saat kamu rindu dengan ku atau dengan sahabat sahabat kamu lihat dan kenanglah saat dulu kita semua berlatih bersama dan menunjukan kemampuan kita pada pelatih untuk mendapatkan benda ini”

Saat ku buka bungkus benda itu ternyata benda itu adalah sebuah sebuah gelang pramuka yang dulu pernah ku perebutkan dengan teman teman DP dengan menguji berbagai kemampuan, dan yang hanya dapat mendapatkanya hanya aku dan Ana. Saat kami berjalan keluar menuju gerbang sekolah aku berkata dalam hati“ Walau kita jauh namun hati kita dekat, walau kita terbentang jarak yang jauh namun sahabat sejati akan selalu ada di hati”

Saat itu adalah saat terakhir bertemu di sekolah. Terkadang kita harus mengambi keputusan yang mengorbankan sesuatu yang berharga untuk sesuatu yang besar , dan lebih berharga, jika ada pertemuan pasti ada perpisahan, namun perpisahan bukanlah akhir dari segalanya perpisahan adalah garis start untuk membuka dan membangun lembaran baru yang lebih baik…
Yang Mungkin Menarik Untuk Sobat Klipingkita Baca :

Nah kurang lebih seperti itulah referensi, artikel, review seputar Cerpen Tentang Sekolah. Jika informasi seputar Cerpen Tentang Sekolah ini bermanfaat bagi kalian semua, jangan sungkan berbagi dengan teman teman kalian di Facebook, Twitter dan google plus. Admin Kliping Kita
Cerpen Tentang Sekolah Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown
bebas bayar, pembayaran mudah dan cepat, transaksi online, pembayaran tagihan dan tiket, transfer dana online

Daftar Artikel