Sebelas orang pelaku bisnis kreatif berbagi cerita dalam Pekan Produk Kreatif Indonesia (PPKI) 2011. Bertempat di zona Indonesia Kreatif Jakarta Convention Center, mereka menceritakannya dalam Pecha Kucha Jakarta volume 9, Kamis (8/7/2011).
Pecha kucha adalah event networking yang pertama kali digagas di Jerman oleh Astrid Klein dan Mark Dytham. Pecha Kucha hadir pertama kali di Indonesia pada 10 Maret 2009. Kota pertama yang mengadakan Pecha Kucha adalah Bandung. Sedangkan Jakarta merupakan kota kedua penyelenggaraan pecha kucha di Indonesia yang digagas oleh Sharon Isabella, Dian Guritno dan Nadine Freischlad.
Konsep yang dimiliki Pecha Kucha tergolong unik karena menggunakan sistem 20x20, yaitu 20 pembicara yang mewakili komunitasnya atau usaha kreatifnya akan berbagi cerita, masing-masing mendapat jatah 20 slide dan waktu presentasi hanya 20x20 detik. Konsep ini menantang pembicara untuk lebih efisien menggunakan slide presentasi dan memanfaatkan waktu yang singkat untuk memperkenalkan diri.
Namun, keterbatasan waktu tidak memungkinkan untuk menghadirkan 20 pembicara pada PPKI 2011. Maka hanya 12 pembicara yang hadir, dikurangi seorang pembicara yang berhalangan hadir, sehingga hanya 11 pembicara yang memaparkan konsep komunitas dan usaha kreatif yang dirintisnya.
Pembicara pertama adalah Marlin Sugama, co founder Main Studios, sebuah game developer. Marlin membagikan cerita seputar usaha pertamanya membangun game di tahun 2001 yang ternyata gagal. Tahun 2007 Marlin mencoba menciptakan karakter Hebring dalam komik, yakni superhero asli Indonesia. Komik Hebring awalnya hanya ditawarkan secara gratis bagi siapapun yang ingin melihatnya, tapi sekarang sudah diproduksi secara massal dan dijual di toko buku Gramedia. Ia juga membuat merchandise Hebring yang ternyata cepat sekali habis di pasaran. Kesuksesan tersebut kemudian membawanya kembali ke dunia bisnis game dan menciptakan 20 game yang sekarang merambah mancanegara.
Pembicara kedua adalah Vincentius Hening WL, co founder dan CMO Agate Studio, sebuah game developer. Ia membagikan pandangannya tentang game, yakni gabungan antara kesenangan dan antusiasme positif. Game menurutnya mampu memberikan kesenangan dan positivisme tersendiri bagi para pemainnya, karean tiap level pasti menantang pemain untuk berpikir mencari solusi. Game adalah sesuatu yang menantang yang bisa memacu seseorang menjadi lebih kompetitif. Itu sebabnya selain bermain, ia juga senang membangun game dengan kreatifitas sendiri. Game yang telah dikembangkannya saat ini sangat banyak dan beragam, termasuk Farmville di jejaring sosial Facebook.
Pembicara ketiga adalah Anto Motulz yakni seorang seniman komik. Semua komik karyanya tidak lepas dari unsur kreatifitas menggabungkan banyak medium. Ada orang yang hanya bisa menggambar atau melukis dengan pensil saja, dengan kanvas dan kuas saja, atau bahkan dengan program komputer saja. Anto mampu menggabungkan semua medium menjadi sarana baginya untuk berekspresi. Ia biasanya menggambar sketsa menggunakan pensil, lalu mewarnainya dengan program Photoshop. Ia juga bisa menggabungkan goresan pensil dengan kuas, pensil dengan spidol, atau kuas dengan pensil. Menurutnya masing-masing medium memiliki karakter tersendiri yang jika digabungkan akan menghasilkan komik yang unik. Salah satu komik yang perna ia ciptakan adalah komik Kapten Bandung (1995) dan Molotov Indie-komik (1996).
Pembicara keempat adalah Dien W yang merupakan founder www.altermyth.com sebuah game daveloper. Altermyth didirikan tahun 1999 dengan sedikit orang yang terlibat. Dien percaya, semakin sedikit orang yang terlibat akan memperkecil resiko perselisihan. Ia mendirikan game flash yang tersedia di berbagai platform perangkat bergerak. Game LILO yang kini banyak dimainkan di Indonesia adalah game yang dikembangkan Altermyth. Game developer ini juga sering mendapat pesanan game untuk kegiatan periklanan. Harapannya ke depan adalah ia ingin membuat studio yang sustainable.
Pembicara kelima adalah Ramadona Samita, co founder Komodoz. Ia membagikan tips bahwa membangun game itu harus selalu up to date dan harus banyak mengikuti berbagai forum dan pertemuan komunitas untuk bisa saling berbagi dan mengkreasikan ide. Prinsipnya dalam mengembangkan game selama ini adalah "making this happen and enjoying the moment".
Pembicara keenam adalah Kris Antoni, pendiri Toge Production, sebuah game developer. Ia menggunakan nama Toge karena mudah diingat dan jika dilafalkan oleh orang asing menjadi sangat lucu dan unik. Toge production pernah membuat game khusus untuk orang tuli untuk belajar bicara. Setelah itu, Toge juga memproduksi game Zombie dan game Hello untuk Xbox. Kris menceritakan bagaimana Toge dimulai dari nol, hanya berbekal laptop dan pinjaman uang ketika dibangun, hingga akhirnya sukses. Kris juga pernah bertemu dengan CEO Mochi Media, yang kemudian memberikan dana utk mengembangkan game Planetary Conflict, yang kemudian memenangkan award sebagai Best Multiplayer Games.
Pembicara ketujuh adalah Wahyu Aditya yang mengembangkan www.kdri.web.id. KDRI adalag singkatan dari Kementrian Desain Republik Indonesia. Dari hobinya yang menyukai aktifitas desain logo dan kaos, Wahyu banyak mempublikasikan karyanya di web tersebut. Karena keusilannya mengubah berbagai logo pemerintah, desain logonya kini malah digunakan Kementrian Pariwisata unuk program Visit Indonesia. Logo peringatan kemerdekaan juga diubahnya dan kemudian digunakan oleh ratusan pengguna Twitter pada HUT RI ke-65. Logo buatannya juga menjadi logo resmi untuk aksi koin Prita Mulyasari.
Pembicara kedelapan adalah M. Iqbal Aribaskara dari Komikoo.com yang mendirikan website khusus untuk para pecinta komik. Isi web miliknya adalah komik-komik yang dibuat oleh para komikus, untuk komikus, dan oleh komikus. Dari webnya ia menyediakan rubrik admin's choice di mana komik-komik terpilih akan disatukan dalam satu wadah publikasi tersendiri. Web ini juga memiliki forum yang kemudian menghasilkan karya kolaborasi berbagai komikus. Karya kolaborasi yang sudah terbit berbentuk buku adalah Pure dan Love Note. Komikoo memperoleh penghargaan Sparx Up Award 2010 dari kategori User Generated Content.
Pembicara kesembilan adalah Eko Nugroho, yakni co-founder dan CEO Kummara.com. Web ini menyediakan berbagai alternatif bagi masyarakat untuk bermain (board game). Eko juga merupakan pelopor gerakan Indonesia bermain. Menurutnya, bermain bukanlah hak melainkan kewajiban, sehingga manusia seharusnya diwajibkan untuk bermain. Eko menyampaikan bahwa dengan bermain, seseorang bisa belajar, bisa berinteraksi dengan orang lain, dan masih banyak hal positif lain yang bisa diambil dari bermain.
Pembicara kesepuluh adalah Oddie Frente dari komunitas Fiksimini. Ia menjelaskan bahwa Fiksimini adalah komunitas kreatif yang terbentuk dari imajinasi digital. Fiksimini terlahir dari twitter, dimana para fiksiminier (sebutan untuk penulis di fiksimini) harus menuliskan flash fiction melalui Twitter dengan hanya mengandalkan 140 karakter. Diktum yang dipertahankan Fiksimini hingga sekarang adalah Monohok, memiliki "Dunia Lain", dan berkelebat. Inilah yang menyebabkan tulisan-tulisan di Fiksimini berbeda dari karya sastra yang selama ini sudah ada. Dari kesuksesan Fiksimini di Twitter, para penulis Fiksimini kemudian menjadi komunitas yang nyata dnegan diadakannya gathering. Kegiatan yang dilakukan setiap kali gathering adalah kelas kreatif menulis, aksi sosial (mendongeng untuk Merapi), dan menerbitkan buku.
Dari Fiksimini telah lahir dua buku kolaborasi yakni Cemburu Itu Peluru (Gramedia) dan Politweet. Selain buku, Fiksimini juga membuat Festival Fiksimini Bernyanyi dimana para penulis membuat lagu-lagu mini dari karya fiksimini yang hanya 140 karakter. Ada pula film mini, yakni cerita fiksimini yang diangkat menjadi film. Hingga kini sudah ada 9 film yang dihasilkan dari proyek film mini.
Pencapaian komunitas ini adalah menjadi undangan khusus pada Ubud Writers and Readers Festival 2010 (event internasional dalam bidang sastra) dan film mini diputar dalam Hoopla Film Festival di Singapura (2010). Fiksimini juga memenangkan The Most Inspiring Writer di Pesta Blogger 2010.
Pembicara terakhir adalah Daniel Prasatyo, salah satu pendiri Jejakubikel.com. Dari tiga orang pendiri Jejakubikel, Daniel satu-satunya pendiri yang memutuskan berhenti dari pekerjaannya untuk fokus mengurusi komunitas menulis ini. Daniel menceritakan bagaimana kejenuhan para karyawan melakukan rutinitas dan kehilangan waktu. Akhirnya banyak orang yang mencuri-curi waktu untuk berjejaring sosial. Hal ini sempat dirasakannya bersama Rendra Jakadilaga dan Pramoeaga. Tiga orang ini kemudian bertemu di Twitter dan saling bertukar cerita seputar kepenatannya. Ketiganya kemudian sama-sama menulis secara online di Jejakubikel.com dan memotivasi diri untuk menulis setiap hari.
Tanpa mereka bayangkan sebelumnya, Jejakubikel menyebar dari mulut ke mulut dan sejak didirikan tahun 2010 hingga sekarang, jumlah penulis di Jejakubikel sudah mencapai 300 penulis dengan total tulisan lebih dari 2000. Jumlah kunjungan di tahun 2011 sudah mencapai 89.778.
Kreatifitas kadang tidak diduga oleh penciptanya akan menghasilkan sesuatu yang besar. Maka menjadi orang yang kreatif adalah bekal bagi persaingan yang semakin ketat di masa sekarang. Sebelas pembicara dalam Pecha Kucha Jakarta volume 9 telah membuktikan kesuksesan mereka mengembangkan kreatifitas. Semoga bisa menginspirasi bagi yang masih ragu akan ide-ide di kepala.
referensi dan sumber bacaan: kompas.com
Nah kurang lebih seperti itulah referensi, artikel, review seputar Kisah Kreatif di Dunia Digital. Jika informasi seputar Kisah Kreatif di Dunia Digital ini bermanfaat bagi kalian semua, jangan sungkan berbagi dengan teman teman kalian di Facebook, Twitter dan google plus. Admin Kliping Kita